kuhidu aroma pagi di sepanjang jalan Topoar yang sepi
sembari menghitung jejak dari kaki-kaki yang lelah dan penuh debu
tak kudengar pekik motor yang biasa membungkam desah daun pisang
dan resah batang jagung yang bersungkup kabut
hanya suara sound sistem yang timbul tenggelam dari gelombang angin yang jauh
aku harap akan ada wajah yang menyala
di sela bias mentari yang jatuh di ujung batu
menepikan segala gundah yang tak sempat kubagi pada siapa-siapa
lebih-lebih pada bunga yang pasrah pada takdir waktu
namun pagi tetap berlalu
menyisakan tanda tanya bagi setiap nasib
yang masih abu-abu
pun yang kunanti
hanya bayang-bayang yang berangsur kabur
di ujung jalan ini
0 Komentar